1. Soccer City, Johannesburg
Stadion ini adalah stadion utama dalam Piala Dunia 2010. Soccer City pertama kali dibuka pada 1989 dengan daya tampung sekitar 80.000 penonton. Untuk keperluan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, stadion ini dipugar pada tahun 1989 dan kapasitasnya dinaikkan menjadi 94.700 orang. Stadion ini merupakan stadion termegah dan terbesar di Afsel. Menilik arsitektur, stadion paling megah ini ternyata menolak mengambil bentuk modern. Sebaliknya, mereka kembali ke dasar tradisi dan budaya asli mereka. Bangunan ini mengambil bentuk pot tembikar Afrika (calabash), yang memang berbentuk labu. Dinding stadion bagian luar merupakan mosaik berwarna api dan tanah. Rangkaian lampu dipasang melingkari dasar dinding luar sebelah bawah. Melihat stadion itu dari jauh saat malam tiba, Anda seperti memandang panci di atas api. Suasana akan semakin dramatis, ketika lapisan mosaik dinding itu disapu cahaya-cahaya dari lampu sorot. Kejutan Soccer City tak berhenti di situ. Di bagian dalam, tribun-tribun dibentuk dan diwarnai sedemikian rupa sehingga terlihat sepuluh garis hitam vertikal. Sembilan dari sepuluh garis itu merupakan simbol geografis dan sembilan stadion lain yang akan dipakai sebagai tempat perhelatan Piala Dunia 2010. Sementara garis kesepuluh merupakan simbolisasi Stadion Olimpiade Berlin, yang merupakan tempat digelarnya partai final Piala Dunia 2006 Jerman. Dengan kemegahan dan keanggunan begitu rupa, sudah layak dan sepantasnyalah stadion ini didaulat untuk mengawali dan mengakhiri hajatan sepak bola terbesar pertama di daratan Afrika.
2. Green Point Stadium, Cape Town
Stadion Green Point merupakan arena yang berlokasi di bagian paling selatan di Afrika Selatan. Lokasinya berbatasan dengan Samudera Atlantik dan pemandangan hamparan air laut inilah yang menjadi nilai plus dari stadion ini. Pada awalnya, stadion ini hanya memiliki kapasitas tempat duduk untuk 18.000 orang. Bentuk awalnya seperti piring lebar dan kebetulan dekat dengan air laut samudera. Begitu Afsel ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010, pemerintah langsung memugar dan menaikkan kapasitas tempat duduknya menjadi 70.000 kursi. Untuk mendirikannya, pemerintah melibatkan SAIL sebagai operator yang pernah membangun Stadion de France pada Piala Dunia 1998. Dengan dana sekitar 4,4 juta rand, kemudian dibentuklah bangunan besar menyerupai lingkungan sekitarnya. Rencananya, stadion ini tetap digunakan untuk pertandingan sepak bola dan rugby. Klub sepak bola Santos FC dan Ajax Cape Town sudah sejak lama "menghuni" arena ini. Pada pertengahan 2006, dilaporkan bahwa Western Province Rugby Union (Persatuan Rugby Provinsi Bagian Barat) mungkin akan menempati stadion tersebut setelah gelaran Piala Dunia. Alasan utama kepindahan Rugby Union dari Stadion Newland ini adalah agar stadion tersebut tetap terpelihara.
3. Ellis Park, Johannesburg
Ellis Park dibangun pertama kali pada 1928 sebagai sebuah lapangan rakbi. Stadion ini kemudian dihancurkan dan dibangun kembali pada 1982, untuk lagi-lagi menjadi stadion rakbi. Saat itu, stadion ini diberi nama JD Ellis, sebagai penghormatan kepada kanselir kota Johannesburg yang menyetujui penggunaaan lahan seluas 13 acre untuk dijadikan stadion. Momen terbesar di stadion ini adalah ketika tim rugbi Afrika Selatan secara mengejutkan mampu menundukkan Selandia Baru di babak final Piala Dunia Rugbi 1995. Peristiwa itu menjadi saat yang membuat warga Afrika Selatan bersama-sama merayakan keberhasilan itu dengan Nelson Mandela. Menyambut Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, stadion ini dipugar sehingga mengalami peningkatan daya tampung dari 57.000 menjadi 62.567 penonton pada 2009. Tribun utara stadion merupakan bagian yang mengalami pengembangan terbesar. Tribun ini menyediakan fasilitas untuk media massa, kursi VIP, tempat khusus untuk penonton yang memiliki cacat fisik, dan seperangkat audio visual berkualitas tinggi sebagai sarana memberikan informasi kepada penonton.
4. Free State Stadium, Bloemfontein
Dibangun pada 1952, Stadion Free State menjadi kandang berbagai cabang olahraga. Selain menjadi kandang klub sepak bola, juga klub rugby. Dua olahraga paling populer di daerah itu. Maka, wajar jika stadion ini menjadi semacam tempat "peribadatan" masyarakat Kota Bloemfontein atau Mangaung ini. Apalagi, ada dua klub rugby yang bermarkas di stadion ini, yakni Free State Cheetahs yang bermain di kompetisi domestik Currie Cup dan Central Cheetahs yang bermain di kompetisi Free State dan Northern Cape Provinces di Super 14.
Sedangkan klub sepak bola yang bermarkas di stadion ini adalah Bloemfontein Celtic. Mereka tampil di Liga Sepak Bola Premier. Kompetisi nomor satu di Afrika Selatan. Nama stadion ini diambil dari nama provinsi di daerah itu, yakni Provinsi Free State. Menjadi salah satu venue Piala Dunia 2010, Stadion Free State langsung direnovasi. Stadion yang tadinya hanya berkapasitas 38.000 penonton, kini menjadi 45.000 penonton. Dan, hanya butuh setahun lebih untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Bahkan, pada Juni 2009, stadion ini sudah dipakai untuk Piala Konfederasi. Stadion tersebut menjadi begitu mewah dan megah. Bahkan, tempat ini menjadi kompleks olahraga multicabang. Selain untuk rugby dan sepak bola, juga tenis, kriket, hoki, dan atletik. Stadion juga dilengkapi shopping center, media center, perlengkapan broadcasting, juga layar video.
5. Loftus Versfeld, Pretoria
Stadion Loftus Versfeld, yang terletak di Pretoria merupakan salah satu stadion tertua di Afrika Selatan. Dan, sejak tahun 1903 stadion ini sudah digunakan untuk menyelenggarakan berbagai event akbar olahraga. Loftus Versfeld terletak di jantung Pretoria dan sekarang kapasitasnya sudah mencapai 50.000 tempat duduk. Stadion ini juga sering menjadi tuan rumah pertandingan-pertandingan besar, termasuk Piala Dunia Rugbi 1995 dan CAF African Cup of Nations 1996. Kini, stadion tersebut dijadikan home ground Mamelodi Sundows dan SuperSport United. Nah, pada Piala Dunia 2010 Loftus Versfeld juga mendapat kesempatan mementaskan enam pertandingan, salah satunya adalah ketika Afrika Selatan bertemu dengan Uruguay pada 16 Juni nanti. Duel di stadion ini bisa menjadi "obat" penambah semangat bagi Bafana Bafana karena mereka memiliki peluang untuk meraih kemenangan. Ya, stadion ini merupakan saksi sejarah kebangkitan sepak bola Afrika Selatan. Pasalnya, di sini untuk pertama kalinya Bafana Bafana meraih kemenangan atas tim Eropa ketika mereka mengalahkan Swedia 1-0 pada tahun 1999.
6. Moses Mabhida Stadium, Durban
Stadion Moses Mabhida merupakan stadion baru yang dibangun di Kota Durban, Provinsi KwaZulu-Natal. Stadion berkapasitas 70.000 tempat duduk penonton ini telah menghabiskan dana sekitar 450 juta dollar atau sekitar Rp 4,2 triliun. Dua kaki melengkung di sisi selatan stadion bertemu di sebuah pijakan bagian utara sebagai simbolisasi sebuah negara yang dahulu pernah terbagi-bagi dan kemudian bersatu. Selain itu, stadion ini juga sangat memanjakan penonton karena mempunyai tempat duduk yang cukup lega dan nyaman sehingga penonton memiliki garis pandang yang jelas terhadap lapangan pertandingan. Keindahan stadion ini juga dapat dinikmati dengan kereta gantung yang bergelayut membelah stadion. Dari titik ini, pengunjung dapat menikmati panorama garis pantai dan pemandangan kota yang indah. Tak hanya itu, stadion ini juga diperlengkapi peredam suara.
7. Royal Bafokeng, Rustenburg
Nama Bafokeng diberikan setelah orang-orang dari daerah ini (Bafokeng) hidup di sekitar stadion yang dibangun pada tahun 1999 tersebut. Awalnya, bangunan ini memiliki kapasitas 38.000 tempat duduk. Tetapi setelah Afrika Selatan ditunjuk menjadi tuan rumah pesta sepak bola terbesar di dunia ini, maka Afsel mulai berbenah, dan Royal Bafokeng yang terletak di kota Rustenburg ini termasuk bagian dari "perubahan wajah" kota tersebut. "Wajah baru" Royal Bafokeng ini meliputi penambahan 500 kursi VIP di bagian barat, serta adanya tempat untuk mengakomodasi tempat duduk bagi media. Memang, kehadiran media dalam jumlah yang besar tidak sering terjadi, tetapi tempat bagi pewarta berita tersebut tetap diberikan. Secara umum, Royal Bafokeng hanya menjadi tempat penyelenggaraan event-event kecil sepak bola di negara tersebut. Meskipun demikian, stadion ini sering menjadi ajang pertandingan Premier Soccer League. Stadion ini pula pernah menjadi saksi kemenangan timnas Afrika Selatan saat mengalahkan Bakino Faso di kualifikasi Piala Dunia, pada tahun 2001. Namun dengan adanya Piala Dunia, Royal Bafokeng bukan lagi menjadi "penggembira". Setelah direnovasi dengan biaya yang tinggi, frekuensi penggunaan stadion ini bakal meningkat. Pasalnya, usai Piala Dunia 2010 ini, Royal Bafokeng akan digunakan untuk aktivitas olahraga lainnya, atau juga kegiatan non-olahraga, sehingga stadion yang berjarak 12 kilometer dari pusat kota Rustenburg ini bisa terus bermanfaat.
8. Peter Mokaba, Polokwane
Di Piala Dunia 2010, promosi mengenai kota Polokwane mencapai puncaknya, termasuk di Kota Polokwane. Di sinilah tempat Stadion Peter Mokaba berdiri. Yang paling diingat dari kota yang dulu bernama Pietersburg ini adalah nama eks anggota Kongres Nasional Afrika (ANC), Peter Mokaba. Mokaba merupakan salah satu tokoh politik antiaparthied yang disegani, lahir pada 1959 di dekat Pietersburg. Nama ini kemudian diabadikan sebagai nama stadion ini. Pemain-pemain Afsel sebagian besar berasal dari Provinsi Limpopo. Oleh karena itu, penduduk setempat begitu antusias menyambut turnamen besar di wilayah mereka.
9. Nelson Mandela Bay Stadium, Port Elizabeth
Hampir semua tahu dari mana nama stadion ini. Tak lain mengambil nama tokoh antiapartheid, Nelson Mandela. Bapak dan pahlawan besar Afrika Selatan yang rela dipenjara 25 tahun demi memperjuangkan perbedaan ras di negerinya (apartheid). Ini salah satu dari lima stadion baru di Afrika Selatan yang dibangun untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2010, selain di Cape Town, Durban, Polokwane, dan Nelspruit. Stadion megah dengan mengambil nama besar tokoh dunia itu, stelah Piala Dunia akan menjadi markas tim sepak bola Southern Kings dan Bay United.
10. Mbombela Stadium
Stadion ini termasuk yang baru dibangun menyambut Piala Dunia 2010. Namanya diambil dari nama kota bagian Nelspruit dan Mbolela berasal dari bahasa Siswati (salah satu bahasa resmi Afrika Selatan) yang secara harafiah berarti "banyak orang berkumpul dalam tempat kecil."
No comments:
Post a Comment